Pemerintah segera melakukan modernisasi terhadap alat utama sistem persenjataan (alutsista). Anggaran sekitar Rp 150 triliun sudah dianggarkan selama lima tahun untuk membeli sejumlah peralatan militer serta untuk pemeliharaan dan perawatannya. Salah satunya adalah membeli 100 Tank Leopard eks Belanda.
Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal TNI Pramono Edhie Wibowo mengatakan pembelian tank Leopard yang masuk berkategori main bettle tank ini merupakan kebutuhan guna mengantisipasi maraknya konflik di perbatasan. Terlebih, sejumlah tank yang dimiliki Indonesia saat ini berjenis light tank atau tank ringan.
"Alasan Indonesia mengambil main batle tank karena saat ini indonesia baru memiliki light tank. tank itu ada tiga jenis yaitu light tank, medim tank dan main battle tank. Kalau aa ornag yang mencurigai saya ik mari kita saling berintrospeksi, "ujar Pramono".Namun di dalam negeri , rencana ini ditentang sejumlah anggota DPR. Sementar, di Luar Negeri, sebagian anggota parlemen Belanda menyatakan ketidaksetujuannya lantaran menganggap Indonesia masih melakukan praktik pelanggaran hak asasi manusia.
Selain membeli tank Leopard, Kementerian Petahanan juga berencana membeli enam pesawat tempur Sukhoi dan tiga kapal selam. Anggota I DPR RI All Muzzamil Yusuf menilai rencana Kemenhan membeli 100 unit tank Leopard eks Belanda akan mematikan industri strategis dalam negeri serta bertolak belakang keinginan publik yang menghendaki kemandirian teknologi domestik.
Rencana pembelian itu harus dikaji ualang. Selama ini PT.Pindad ampu memproduksi tank yang sesuai dengan kebutuhan Indonesia, "lalu kenapa harus impor dari luar" ?
Jika ini tetap dilakukan makan Industri dalam negeri akan bangkrut karena tidak ada yang beli !
Tidak ada komentar:
Posting Komentar